Sidebar Menu

Dalam dunia penelitian, terkadang penting untuk mengambil beberapa sampel dari satu unit percobaan untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci dan akurat tentang respons variabel terhadap perlakuan. Dikenal sebagai Sub-Sampling, metode ini memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang lebih konsisten dengan mengurangi variabilitas alami yang mungkin terjadi dalam satu unit percobaan.

SmartstatXL memahami kebutuhan ini dengan mendalam dan menawarkan solusi analisis data yang robust untuk pengamatan ganda (multi observation), khususnya yang berkaitan dengan Sub-Sampling.

Terdapat dua jenis data pengamatan ganda:

  • Sub-Sampling: Data yang diperoleh dari berbagai sampel dalam satu unit percobaan diukur. Sebagai contoh, ketika mengukur tinggi tanaman, 10 tanaman mungkin diukur dari setiap petak untuk mendapatkan rata-rata yang lebih akurat
  • Repeated Measure: data dari pengukuran antar waktu di mana sifat yang sama diukur secara periodik, misalnya pada tahap pertumbuhan tanaman yang berbeda, seperti tinggi tanaman, jumlah anakan, luas daun, dsb.

Tidak hanya itu, SmartstatXL juga dilengkapi dengan berbagai uji lanjutan (Post Hoc) untuk membantu peneliti mengeksplorasi lebih lanjut perbedaan yang mungkin terjadi antara perlakuan. Pilihan uji lanjutan ini meliputi: Tukey, Duncan, LSD, Bonferroni, Sidak, Scheffe, REGWQ, Scott-Knott, dan Dunnet.

Dengan bantuan SmartstatXL, peneliti dapat memastikan bahwa data yang diperoleh melalui Sub-Sampling dianalisis dengan akurasi dan integritas tertinggi, memberikan hasil yang dapat diandalkan dan mudah diinterpretasikan.

Contoh Kasus

Jumlah anakan padi varietas IR729-67-3, diuji dengan sembilan perlakuan pemupukan dalam rancangan acak kelompok dengan empat ulangan dan empat satuan penarikan contoh (s1 sd s4)

 

 

Ulangan

 

1

2

3

4

Perlakuan

s1

s2

s3

s4

s1

s2

s3

s4

s1

s2

s3

s4

s1

s2

s3

s4

1

30

23

27

22

22

26

25

32

34

26

30

24

40

42

37

26

2

48

46

33

42

57

60

38

50

67

64

63

58

40

57

36

60

3

52

47

61

46

49

41

43

70

52

48

54

56

50

61

58

74

4

45

51

73

55

65

62

79

54

75

56

75

75

58

41

47

58

5

52

62

56

52

50

72

51

51

56

39

49

59

53

53

40

72

6

62

63

56

43

52

48

54

56

74

58

48

51

63

59

46

52

7

58

46

63

55

47

50

70

53

75

48

73

52

66

76

72

74

8

63

56

59

49

47

53

60

68

47

58

65

78

63

70

80

68

9

70

72

72

49

55

44

42

52

69

55

56

59

53

52

44

49

Dikutip dari:
Gomez, Kwanchai A. dan Gomez, Arturo A. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. [penerj.] Endang Sjamsuddin dan Justika S. Baharsjah. Edisi Kedua. Jakarta : UI-Press, 1995. ISBN: 979-456-139-8. hal. 250.

Langkah-langkah Analisis Ragam RAK:

  1. Pastikan lembar kerja (Sheet) yang ingin dianalisis sudah aktif.
  2. Letakkan kursor pada Dataset. (Untuk informasi mengenai pembuatan Dataset, silakan rujuk ke panduan 'Persiapan Data').
  3. Jika sel aktif (Active Cell) tidak berada pada dataset, SmartstatXL akan otomatis mendeteksi dan menentukan dataset yang sesuai.
  4. Aktifkan Tab SmartstatXL
  5. Klik Menu Satu Faktor > RAK:Sub-Sampling.
    Menu RAK > RAK:Sub-Sampling
  6. SmartstatXL akan menampilkan kotak dialog untuk memastikan apakah Dataset sudah benar atau belum (biasanya alamat sel untuk Dataset sudah otomatis dipilih dengan benar).
  7. Setelah memastikan Dataset sudah benar, tekan Tombol Selanjutnya
  8. Selanjutnya akan muncul Kotak Dialog Anova – RAK Faktor Tunggal berikut:
    Kotak Dialog Anova – RAK Faktor Tunggal
  9. Terdapat 3 Tahap. Tahap pertama, Pilih Faktor dan minimal satu Respons yang akan dianalisis (Seperti pada gambar di atas)!
  10. Ketika Anda memilih Faktor, SmartstatXL akan memberikan informasi tambahan mengenai jumlah level dan nama-nama level tersebut. Pada percobaan RAK, Ulangan dimasukkan sebagai faktor.
  11. Detail dari Kotak dialog Anova TAHAP 1 dapat dilihat pada gambar berikut:
    Kotak dialog Anova TAHAP 1
  12. Setelah memastikan Dataset sudah benar, tekan Tombol Selanjutnya untuk masuk ke Kotak Dialog Anova Tahap-2
  13. Kotak dialog untuk tahap kedua akan muncul.
    Kotak dialog Anova TAHAP 2
  14. Sesuaikan pengaturan berdasarkan metode penelitian Anda. Pada contoh ini, Uji lanjut yang digunakan adalah uji Bonferroni (Dunn).
  15. Untuk mengatur output tambahan dan nilai default untuk output berikutnya, tekan tombol "Opsi Lanjutan…"
  16. Berikut tampilan Kotak Dialog Opsi Lanjutan:
  17. Setelah selesai mengatur, tutup kotak dialog "Opsi Lanjutan"
  18. Selanjutnya pada Kotak Dialog Anova Tahap 2, klik tombol Selanjutnya.
  19. Pada Kotak Dialog Anova Tahap 3, Anda akan diminta untuk menentukan tabel rata-rata, ID untuk setiap Faktor, dan pembulatan nilai rata-rata. Detailnya dapat dilihat pada gambar berikut:
    Kotak dialog Anova TAHAP 3
  20. Sebagai langkah akhir, klik "OK"

Hasil Analisis

Informasi Analisis

Sebelum membahas lebih lanjut, perlu diingat bahwa analisis ragam (ANOVA) digunakan untuk menguji perbedaan antara dua atau lebih kelompok berdasarkan data numerik yang dikumpulkan. Dalam kasus ini, fokusnya adalah pada pengaruh perlakuan pemupukan (9 taraf) dan ulangan (4 taraf) terhadap jumlah anakan padi varietas IR729-67-3.

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktor Tunggal dengan Penarikan Anak Contoh. Ini berarti bahwa penelitian ini menggunakan satu faktor utama (perlakuan pemupukan) dan menerapkan rancangan ini dalam empat ulangan atau kelompok. Selain itu, masing-masing ulangan memiliki empat anak contoh (sub-sampling).

Uji Lanjut

Uji lanjut yang digunakan adalah Bonferroni, yang merupakan metode koreksi untuk mengontrol tingkat kesalahan tipe I saat melakukan banyak perbandingan.

Respons

Respons atau variabel dependen dalam percobaan ini adalah "Jumlah Anakan", yang menjadi indikator keberhasilan dari berbagai perlakuan pemupukan yang diterapkan.

Faktor

Ada dua faktor yang dianalisis dalam percobaan ini:

  1. Ulangan: Dengan 4 taraf, ini mengacu pada empat kelompok berbeda di mana perlakuan diterapkan. Ulangan digunakan untuk menilai variabilitas alami dalam percobaan.
  2. Perlakuan: Dengan 9 taraf, ini mengacu pada sembilan jenis perlakuan pemupukan yang berbeda yang diterapkan pada padi.

Dengan demikian, tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan sejauh mana perlakuan pemupukan dan ulangan mempengaruhi jumlah anakan padi.

Harap lanjutkan dengan memberikan detail lebih lanjut tentang hasil analisis ragam, seperti nilai F, p-value, dan lain-lain, sehingga interpretasi dan pembahasan bisa dilakukan secara lebih komprehensif.

Analisis Ragam

Hasil analisis ragam menunjukkan beberapa poin penting:

  1. Efek Ulangan (U): Efek ulangan tidak berbeda nyata pada taraf nyata 5% maupun 1% (Nilai p > 0.05). Ini menunjukkan bahwa variabilitas alami antar ulangan tidak cukup besar untuk mempengaruhi jumlah anakan padi dalam percobaan ini.
  2. Efek Perlakuan (P): Efek perlakuan berbeda nyata pada taraf nyata 1% (Nilai p < 0.01). Ini menunjukkan bahwa perlakuan pemupukan memiliki efek signifikan terhadap jumlah anakan padi.
  3. Efek Galat: Efek galat berbeda nyata pada taraf nyata 1% (Nilai p < 0.01), menunjukkan bahwa ada variasi yang tidak dijelaskan oleh model.

Pembahasan

  1. Ulangan: Variabilitas antar ulangan tidak mempengaruhi jumlah anakan padi, menunjukkan bahwa eksperimen ini cukup konsisten dalam hal ulangan.
  2. Perlakuan: Ada perbedaan yang signifikan dalam jumlah anakan padi antara berbagai jenis perlakuan pemupukan. Ini menunjukkan kebutuhan untuk lebih mengeksplorasi jenis-jenis pemupukan yang paling efektif.
  3. Galat: Meskipun model ini cukup baik dalam menjelaskan variasi dalam data, ada juga variasi yang tidak dijelaskan, yang bisa berasal dari faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam model ini.

Secara keseluruhan, hasil ini memberikan bukti kuat bahwa jenis pemupukan yang digunakan berpengaruh signifikan terhadap jumlah anakan padi. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut direkomendasikan untuk menentukan jenis pemupukan yang paling efektif.

Uji Lanjut

Interpretasi Hasil Uji Lanjut

  1. Pengaruh Mandiri Perlakuan (P):
    • Hasil uji lanjut dengan metode Bonferroni menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara perlakuan tertentu terhadap jumlah anakan padi.
  2. Nilai Kritis:
    • Galat Baku menunjukkan variasi antar pengukuran rata-rata dari dua perlakuan berbeda.
    • Nilai kritis Bonferroni 0.05 (13.7002) digunakan sebagai batas untuk menentukan apakah perbedaan antar perlakuan adalah signifikan atau tidak.
  3. Tabel Nilai Rata-Rata Jumlah Anakan:
    • Perlakuan 1 secara signifikan berbeda dari perlakuan lainnya dengan jumlah anakan padi yang lebih rendah.
    • Perlakuan 2-9 tidak berbeda signifikan satu sama lain tetapi berbeda dari Perlakuan 1.

Dalam konteks ini, perlakuan 1 memperlihatkan efek yang lebih rendah terhadap jumlah anakan padi dibandingkan dengan perlakuan 2-9. Perlakuan 2-9 menunjukkan hasil yang serupa dan lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan 1.

Ini menunjukkan bahwa perlakuan pemupukan yang diwakili oleh perlakuan 2-9 lebih efektif dalam meningkatkan jumlah anakan padi dibandingkan dengan perlakuan 1. Namun, di antara perlakuan 2-9, tidak ada perbedaan signifikan yang dapat digunakan untuk membedakan efektivitas mereka.

Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut mungkin diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang membuat perlakuan 2-9 lebih efektif dibandingkan dengan perlakuan 1, serta untuk mengeksplorasi apakah ada perbedaan lebih lanjut yang mungkin belum terdeteksi dalam percobaan ini.

Pemeriksaan Asumsi Anova

Pendekatan Formal (Uji Statistik)

Uji Levene untuk Kehomogenan Ragam

Uji Levene digunakan untuk memeriksa asumsi kehomogenan ragam di antara grup. Nilai p lebih besar dari 0.05 (p = 0.213), menunjukkan bahwa asumsi kehomogenan ragam terpenuhi. Ini berarti varian di seluruh grup adalah homogen dan tidak melanggar asumsi ANOVA.

Uji Kenormalan

Semua uji normalitas menunjukkan nilai p lebih besar dari 0.05, yang menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Oleh karena itu, asumsi distribusi normal untuk residual juga terpenuhi.

Pembahasan

  • Kehomogenan ragam: Uji Levene mengkonfirmasi bahwa varian antar grup adalah homogen. Ini adalah kabar baik karena kehomogenan ragam adalah salah satu asumsi dasar ANOVA, yang jika tidak terpenuhi, bisa mempengaruhi validitas hasil.
  • Normalitas Data: Beberapa metode uji digunakan untuk memastikan bahwa data berdistribusi normal, yang juga adalah asumsi dasar dari ANOVA. Semua uji mengkonfirmasi bahwa data memenuhi asumsi ini.

Secara keseluruhan, baik asumsi kehomogenan ragam maupun asumsi distribusi normal terpenuhi, memvalidasi lebih lanjut hasil analisis ragam yang dilakukan. Ini memperkuat kepercayaan pada temuan yang menunjukkan efek signifikan dari perlakuan pemupukan terhadap jumlah anakan padi, dan memvalidasi keputusan untuk melanjutkan dengan uji lanjut seperti Bonferroni.

Pendekatan Visual (Plot Grafik)

Interpretasi

  1. Normal P-Plot dari Data Residual
    • Grafik Normal P-Plot digunakan untuk memeriksa apakah data residual berdistribusi normal. Jika titik-titik pada grafik hampir membentuk garis lurus diagonal, ini menunjukkan bahwa data cenderung normal. Dari grafik yang disajikan, tampak bahwa titik-titik data cenderung mengikuti garis diagonal, yang menunjukkan bahwa asumsi normalitas terpenuhi.
  2. Histogram Data Residual
    • Histogram digunakan untuk memvisualisasikan distribusi data. Dalam konteks ini, histogram menunjukkan bentuk distribusi data residual. Dari grafik, tampak bahwa data residual menyebar di sekitar nilai nol dan membentuk pola yang menyerupai distribusi normal. Ini juga menunjukkan bahwa asumsi normalitas data terpenuhi.
  3. Plot Residual vs. Predicted
    • Grafik Residual vs. Predicted digunakan untuk memeriksa asumsi homoskedastisitas, yaitu kehomogenan ragam residual. Jika pola titik-titik adalah acak dan tidak menunjukkan pola tertentu (misalnya, membuka atau menutup seperti corong), maka asumsi homoskedastisitas terpenuhi. Dari grafik yang disajikan, tampak bahwa titik-titik residual menyebar secara acak tanpa menunjukkan pola tertentu, yang menunjukkan bahwa asumsi homoskedastisitas terpenuhi.
  4. Standard Deviation vs. Mean
    • Grafik ini juga digunakan untuk memeriksa homoskedastisitas. Jika titik-titik menyebar secara acak dan tidak menunjukkan pola tertentu, ini menunjukkan bahwa varian dari setiap grup adalah sama atau homogen. Dari grafik yang disajikan, titik-titik tampak menyebar secara acak, memvalidasi lagi asumsi kehomogenan ragam.

Kesimpulan

Secara grafis, semua asumsi dasar ANOVA—normalitas distribusi, kehomogenan ragam, dan homoskedastisitas—terlihat terpenuhi berdasarkan grafik yang disajikan. Ini memperkuat kevalidan hasil analisis ragam dan uji lanjut yang telah dilakukan, sehingga interpretasi dan kesimpulan yang diambil dari analisis tersebut menjadi lebih meyakinkan.

Box-Cox dan Analisis Residual

Transformasi Box-Cox

Transformasi Box-Cox digunakan untuk memastikan bahwa data memenuhi asumsi normalitas dan homoskedastisitas yang diperlukan dalam analisis ragam. Nilai Lambda yang ditemukan adalah 0.526, menunjukkan bahwa transformasi akar kuadrat (√Y) paling sesuai untuk data ini. Berdasarkan hasil analisis, asumsi anova sudah terpenuhi, sehingga tidak diperlukan transformasi.

Pemeriksaan Data Pencilan

Berdasarkan tabel yang disajikan, beberapa poin menunjukkan nilai "Outlier" pada kolom "Diagnostic". Ini menunjukkan bahwa ada beberapa pengamatan yang berpotensi menjadi pencilan atau nilai yang sangat berbeda dari pengamatan lain dalam sampel.

  • Misalnya, pada Ulangan 1 dan Perlakuan 4, nilai Jumlah Anakan adalah 73, sedangkan nilai yang diprediksi adalah 56. Ini menghasilkan residual sebesar 17, dengan Studentized Deleted Residual sebesar 2.2870, yang menunjukkan bahwa ini adalah sebuah pencilan.
  • Serupa dengan itu, pada Ulangan 2 dan Perlakuan 3, nilai Jumlah Anakan adalah 70, sedangkan nilai yang diprediksi adalah 50.75. Ini juga menghasilkan Studentized Deleted Residual sebesar 2.6077, yang menunjukkan ini sebagai pencilan.

Pembahasan

  1. Transformasi Box-Cox: Berdasarkan hasil analisis, asumsi anova sudah terpenuhi, sehingga tidak diperlukan transformasi.
  2. Data Pencilan: Pencilan dapat mempengaruhi hasil analisis dan mengarah pada kesimpulan yang mungkin tidak akurat. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa data pencilan ini lebih lanjut. Peneliti mungkin perlu memutuskan apakah akan mempertahankan atau menghapus pencilan ini dari analisis, tergantung pada konteks penelitian.
  3. Nilai Residual dan Prediksi: Kolom ini memberikan informasi tentang sejauh mana model mampu memprediksi hasil yang akurat. Residual yang besar menunjukkan bahwa model mungkin belum sepenuhnya memadai dalam menjelaskan variasi dalam data.
  4. Leverage, Studentized Residual, dan Studentized Deleted Residual: Ini adalah metrik yang digunakan untuk mengidentifikasi pencilan. Nilai yang jauh dari nol menunjukkan potensi pencilan.

Secara keseluruhan, transformasi Box-Cox dan pemeriksaan data pencilan adalah langkah penting dalam memastikan keakuratan dan keandalan hasil analisis statistik. Ini memungkinkan peneliti untuk membuat interpretasi dan kesimpulan yang lebih meyakinkan.