Sidebar Menu

SmartstatXL, sebagai tambahan fitur (Add-In) pada Excel, dirancang khusus untuk memfasilitasi proses analisis data percobaan. Ini mencakup analisis ragam pada Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor. Untuk saat ini, fokus SmartstatXL adalah pada rancangan seimbang (Balanced Design). Meski begitu, bukan hanya rancangan standar yang dapat dianalisis. SmartstatXL juga menawarkan fleksibilitas dalam menangani model campuran lain dari data percobaan.

Berikut adalah daftar menu dan sub-menu untuk percobaan RAK satu faktor yang dapat ditemukan di dalam SmartstatXL:

  1. RAK: Ini merujuk pada percobaan RAK satu faktor dengan setiap satuan pengamatan diukur hanya sekali.
  2. RAK: Sub-Sampling: Khusus untuk pengamatan berulang (multi observation) yang memungkinkan penarikan anak contoh dari satu satuan pengamatan yang sama. Sebagai contoh, pada satu satuan pengamatan yang sama (perlakuan 3Dok1, ulangan ke-1) dilakukan pengukuran pada 10 tanaman.
  3. RAK: Repeated Measure: Ini disediakan untuk pengamatan berulang yang diukur secara berkala dari satu satuan pengamatan, seperti interval setiap 14 hari.
  4. RAK: Multi Lokasi/Musim/Tahun: Opsi ini ideal untuk percobaan yang dijalankan di berbagai lokasi, musim, atau tahun yang berbeda.
  5. Uji Friedman (Two Way Anova): Jika asumsi anova tidak terpenuhi, ada opsi analisis non-parametrik sebagai alternatif untuk RAK satu faktor.

Jika terdapat pengaruh perlakuan yang signifikan, pembandingan antar nilai rata-rata perlakuan dapat dilakukan melalui uji lanjutan (Post Hoc). Beberapa opsi yang tersedia di SmartstatXL meliputi: Tukey, Duncan, LSD, Bonferroni, Sidak, Scheffe, REGWQ, Scott-Knott, dan Dunnet.

Contoh Kasus

Terdapat suatu penelitian yang menguji kombinasi pupuk NPK terhadap beberapa sifat kimia tanah dan Hasil Padi. Faktor-faktor yang diteliti adalah kombinasi pupuk NPK sebanyak 6 taraf, yaitu Kontrol, PK, N, NP, NK, NPK dan diulang 4 kali. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Data disajikan pada tabel berikut:

Pupuk

Kelompok

Hasil

pH

N-Total

P-Tersedia

Kdd

Kontrol

1

24.20

5.93

0.122

19.08

0.148

Kontrol

2

32.55

5.30

0.145

23.50

0.128

Kontrol

3

27.90

6.25

0.121

21.22

0.135

Kontrol

4

37.70

5.50

0.126

26.89

0.150

PK

1

33.30

5.63

0.121

30.89

0.163

PK

2

32.25

5.50

0.129

28.56

0.120

PK

3

26.25

6.25

0.128

33.23

0.197

PK

4

37.95

5.60

0.141

35.73

0.193

N

1

38.65

6.05

0.145

15.56

0.128

N

2

41.35

5.50

0.154

25.18

0.142

N

3

45.90

5.40

0.157

27.94

0.136

N

4

44.55

5.20

0.158

24.46

0.121

NP

1

41.50

5.80

0.116

28.80

0.120

NP

2

44.75

5.45

0.148

30.79

0.113

NP

3

44.60

5.73

0.122

20.86

0.121

NP

4

44.80

5.29

0.165

31.74

0.106

NK

1

41.10

5.83

0.114

19.67

0.178

NK

2

42.55

5.60

0.132

22.37

0.135

NK

3

42.85

5.83

0.140

21.92

0.150

NK

4

45.50

5.50

0.162

27.01

0.194

NPK

1

45.75

5.65

0.135

24.38

0.133

NPK

2

47.85

5.30

0.158

27.10

0.150

NPK

3

43.25

6.23

0.123

16.39

0.171

NPK

4

46.10

5.55

0.163

32.60

0.207

Langkah-langkah Analisis Ragam RAK:

  1. Pastikan lembar kerja (Sheet) yang ingin dianalisis sudah aktif.
  2. Letakkan kursor pada Dataset. (Untuk informasi mengenai pembuatan Dataset, silakan rujuk ke panduan 'Persiapan Data').
  3. Jika sel aktif (Active Cell) tidak berada pada dataset, SmartstatXL akan otomatis mendeteksi dan menentukan dataset yang sesuai.
  4. Aktifkan Tab SmartstatXL
  5. Klik Menu Satu Faktor > Rancangan Acak Kelompok (RAK).
    Menu RAK > Rancangan Acak Kelompok (RAK)
  6. SmartstatXL akan menampilkan kotak dialog untuk memastikan apakah Dataset sudah benar atau belum (biasanya alamat sel untuk Dataset sudah otomatis dipilih dengan benar).
  7. Setelah memastikan Dataset sudah benar, tekan Tombol Selanjutnya
  8. Selanjutnya akan muncul Kotak Dialog Anova – RAK Faktor Tunggal berikut:
  9. Terdapat 3 Tahap. Tahap pertama, Pilih Faktor dan minimal satu Respons yang akan dianalisis (Seperti pada gambar di atas)!
  10. Ketika Anda memilih Faktor, SmartstatXL akan memberikan informasi tambahan mengenai jumlah level dan nama-nama level tersebut. Pada percobaan RAK, Ulangan dimasukkan sebagai faktor.
  11. Detail dari Kotak dialog Anova TAHAP 1 dapat dilihat pada gambar berikut:
    Kotak dialog Anova TAHAP 1
  12. Setelah memastikan Dataset sudah benar, tekan Tombol Selanjutnya untuk masuk ke Kotak Dialog Anova Tahap-2
  13. Kotak dialog untuk tahap kedua akan muncul.
    Kotak Dialog Anova Tahap-2
  14. Sesuaikan pengaturan berdasarkan metode penelitian Anda. Pada contoh ini, Uji lanjut yang digunakan adalah Uji Duncan.
  15. Untuk mengatur output tambahan dan nilai default untuk output berikutnya, tekan tombol "Opsi Lanjutan…"
  16. Berikut tampilan Kotak Dialog Opsi Lanjutan:
  17. Setelah selesai mengatur, tutup kotak dialog "Opsi Lanjutan"
  18. Selanjutnya pada Kotak Dialog Anova Tahap 2, klik tombol Selanjutnya.
  19. Pada Kotak Dialog Anova Tahap 3, Anda akan diminta untuk menentukan tabel rata-rata, ID untuk setiap Faktor, dan pembulatan nilai rata-rata. Detailnya dapat dilihat pada gambar berikut:
    Kotak Dialog Anova Tahap 3
  20. Sebagai langkah akhir, klik "OK"

Hasil Analisis

Informasi Analisis

Dalam penelitian yang dilakukan, analisis ragam (ANOVA) digunakan untuk menilai pengaruh kombinasi pupuk NPK terhadap beberapa sifat kimia tanah dan hasil padi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor tunggal. Dalam analisis ini, respons yang diamati meliputi Hasil padi, pH tanah, N-Total, P-Tersedia, dan Kdd. Faktor yang diuji terdiri dari 4 taraf kelompok dan 6 taraf pupuk.

Dari hasil analisis ragam, respons terhadap kelima variabel tersebut telah berhasil dianalisis, kecuali untuk variabel Kdd. Terdapat pelanggaran asumsi pada variabel Kdd yang mengindikasikan bahwa data tersebut mungkin tidak memenuhi syarat normalitas atau homogenitas ragams. Pelanggaran asumsi ini dapat mempengaruhi keakuratan interpretasi hasil ANOVA.

Namun, SmartstatXL telah menemukan solusi untuk mengatasi pelanggaran asumsi pada variabel Kdd dengan menerapkan transformasi Inverse Square. Transformasi ini dilakukan dengan mengubah setiap nilai data dengan formula Y=1/Y2. Dengan demikian, data yang telah ditransformasi diharapkan dapat memenuhi asumsi yang diperlukan untuk analisis ragam, sehingga interpretasi hasil analisis akan lebih valid.

Penting untuk selalu memeriksa asumsi dalam analisis ragam agar hasil yang diperoleh dapat diinterpretasikan dengan benar. Jika asumsi tidak terpenuhi, transformasi data atau metode analisis lain mungkin diperlukan untuk mendapatkan interpretasi yang tepat.

Respons Hasil

Analisis Ragam

Dalam analisis ragam (ANOVA) untuk respons "Hasil", terdapat dua sumber varian, yaitu "Kelompok" dan "Pupuk".

  1. Kelompok (K):
    1. Dengan derajat bebas (DB) sebanyak 3, Kelompok memberikan kontribusi variansi sebesar 98.5553 dengan nilai rata-rata kuadrat (KT) sebesar 32.8518.
    2. F-Hitung untuk Kelompok adalah 3.681 dengan nilai-p sebesar 0.036. Mengingat F-0.05 (nilai F pada taraf nyata 5%) adalah 3.287 dan F-Hitung > F-0.05, maka pengaruh Kelompok terhadap Hasil padi adalah signifikan pada taraf 5%. Ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok-kelompok dalam penelitian ini terkait dengan Hasil padi.
  2. Pupuk (P):
    1. Dengan derajat bebas (DB) sebanyak 5, Pupuk memberikan kontribusi variansi sebesar 837.3980 dengan nilai rata-rata kuadrat (KT) sebesar 167.4796.
    2. F-Hitung untuk Pupuk adalah 18.767 dengan nilai-p hampir mendekati 0 (yaitu 0.000). Mengingat F-0.01 (nilai F pada taraf nyata 1%) adalah 4.556 dan F-Hitung > F-0.01, maka pengaruh Pupuk terhadap Hasil padi sangat signifikan pada taraf 1%. Ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan antara jenis-jenis pupuk yang digunakan dalam penelitian ini terkait dengan Hasil padi.
  3. Galat:
    1. Variansi galat adalah 133.8641 dengan nilai rata-rata kuadrat (KT) sebesar 8.9243. Ini mewakili variabilitas yang tidak dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang ada dalam model.
  4. KK (Koefisien Keragaman):
    1. Nilai KK adalah 7.52%, yang menunjukkan seberapa besar keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model.

Kesimpulan:

Berdasarkan analisis ragam, baik faktor Kelompok maupun Pupuk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Hasil padi. Dengan demikian, jenis pupuk dan kelompok percobaan yang digunakan mempengaruhi hasil produksi padi. Khususnya, pengaruh Pupuk terhadap Hasil padi sangat signifikan pada taraf 1%, menunjukkan pentingnya pemilihan jenis pupuk yang tepat untuk meningkatkan produksi padi.

Uji Lanjut

Berdasarkan analisis ragam, perlakuan berpengaruh nyata terhadap hasil. Selanjutnya perbedaan rata-rata hasil di antara perlakuan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Pengaturan tampilan tabel dan grafik bisa diatur melalui Opsi Lanjutan (lihat kembali langkah ke-15 dari Langkah-langkah Analisis Ragam)

Interpretasi dan Pembahasan:

Berdasarkan analisis pengaruh mandiri pupuk terhadap Hasil, dilakukan uji lanjut untuk menilai apakah ada perbedaan signifikan antara hasil produksi padi dari berbagai kombinasi pupuk.

Nilai Kritis:

  • Galat Baku untuk perbandingan antara dua jenis pupuk adalah 1.4937.
  • Nilai Duncan pada taraf nyata 0.05 untuk berbagai perbandingan disajikan, dimulai dari 4.5019 hingga 5.0128. Nilai-nilai ini digunakan untuk membandingkan perbedaan antara rata-rata hasil dari berbagai kombinasi pupuk.

Tabel nilai rata-rata Hasil:

  • Pupuk Kontrol memberikan hasil rata-rata produksi padi sebesar 30.59 dengan selang kepercayaan (CI) ± 9.30 dan ditandai dengan huruf "a".
  • Pupuk PK memberikan hasil rata-rata produksi padi sebesar 32.44 dengan CI ± 7.66 dan juga ditandai dengan huruf "a".
  • Pupuk N, NP, NK, dan NPK menunjukkan hasil rata-rata produksi padi yang lebih tinggi, berkisar antara 42.61 hingga 45.74, dengan CI yang lebih rendah dibandingkan dengan pupuk Kontrol dan PK. Semua kombinasi pupuk ini ditandai dengan huruf "b".

Kesimpulan:

Berdasarkan uji lanjut Duncan pada taraf nyata 0.05, dapat disimpulkan bahwa:

  • Pupuk Kontrol dan PK memberikan hasil produksi padi yang relatif lebih rendah dan tidak berbeda signifikan satu sama lain.
  • Pupuk N, NP, NK, dan NPK memberikan hasil produksi padi yang lebih tinggi dan tidak berbeda signifikan satu sama lain. Namun, hasil produksi padi dari pupuk N, NP, NK, dan NPK berbeda signifikan dibandingkan dengan pupuk Kontrol dan PK.

Ini menunjukkan bahwa pemilihan kombinasi pupuk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil produksi padi. Kombinasi pupuk N, NP, NK, dan NPK tampaknya lebih efektif dalam meningkatkan hasil produksi padi dibandingkan dengan pupuk Kontrol dan PK.

Pemeriksaan Asumsi Anova

Pendekatan Formal (Uji Statistik)

Interpretasi dan Pembahasan:

Dalam analisis ragam (ANOVA), terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi agar hasil analisis dapat diinterpretasikan dengan benar. Asumsi-asumsi tersebut meliputi kehomogenan ragam (varian yang sama di seluruh grup) dan normalitas residual.

Uji Levene untuk Kehomogenan Ragam:

  • Uji Levene dilakukan untuk memeriksa apakah varian dari berbagai grup adalah sama (kehomogenan ragam).
  • Dengan F-Hitung sebesar 2.096 dan nilai-p sebesar 0.113 (lebih besar dari 0.05), maka tidak ada bukti kuat untuk menolak hipotesis nol bahwa varian sama di seluruh grup. Ini berarti asumsi kehomogenan ragam terpenuhi untuk analisis ini.

Uji Kenormalan:

  • Beberapa uji statistik digunakan untuk memeriksa distribusi normalitas residual.
  • Berdasarkan uji Shapiro-Wilk's, Anderson Darling, D'Agostino Pearson, Liliefors, dan Kolmogorov-Smirnov, semua nilai-p lebih besar dari 0.05. Ini menunjukkan bahwa residual dari model berdistribusi normal, sehingga asumsi normalitas terpenuhi.

Kesimpulan:

Berdasarkan pemeriksaan asumsi ANOVA, baik asumsi kehomogenan ragam maupun asumsi normalitas residual terpenuhi. Ini berarti analisis ragam (ANOVA) yang dilakukan dapat diinterpretasikan dengan benar, dan hasil yang diperoleh dari analisis ini dianggap valid.

Pendekatan Visual (Plot Grafik)

Selain uji formal, pemeriksaan asumsi bisa juga dilakukan secara visual dengan menggunakan plot residual yang disertakan. Pemeriksaan bisa dilakukan dengan menggunakan Normal Probability Plot (Normal P-Plot), Histogram, Plot Residual vs. Predicted.

Normal P-Plot untuk Residual:

Normal P-Plot digunakan untuk memeriksa apakah data (dalam hal ini residual) mengikuti distribusi normal. Idealnya, titik-titik pada plot ini harus mengikuti garis diagonal lurus. Jika titik-titik menyimpang dari garis diagonal, ini mungkin menunjukkan penyimpangan dari normalitas.

Dari visualisasi grafik:

  • Sebagian besar titik tampaknya mengikuti garis diagonal, menunjukkan bahwa sebagian besar residual mengikuti distribusi normal.
  • Namun, ada beberapa titik, terutama di ujung kiri dan kanan grafik, yang menyimpang dari garis diagonal. Ini menunjukkan adanya beberapa residual yang tidak mengikuti distribusi normal dan dapat dianggap sebagai outlier.

Dengan demikian, berdasarkan visualisasi grafik Normal P-Plot, residual sebagian besar mengikuti distribusi normal dengan beberapa pengecualian pada nilai ekstrem. Penyimpangan ini mungkin mempengaruhi hasil analisis dan validitas model. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan tindakan yang tepat, seperti mengganti data outlier atau melakukan transformasi data, untuk mendapatkan model yang lebih baik dan dapat diandalkan.

Histogram untuk Residual:

Grafik histogram digunakan untuk memvisualisasikan distribusi data. Dalam konteks ini, kita menggunakan histogram untuk memeriksa distribusi dari residual. Histogram harus menunjukkan distribusi yang mendekati bentuk lonceng (distribusi normal). Penyimpangan dari bentuk ini (misalnya, distribusi yang miring atau berbuntut panjang) dapat menunjukkan pelanggaran asumsi normalitas.

Dari visualisasi grafik histogram residual:

  • Bentuk distribusi tampaknya mendekati bentuk bel (bell-shaped), yang menunjukkan bahwa distribusi residual cenderung mendekati distribusi normal.
  • Tidak ada skewness yang signifikan atau kecenderungan asimetri yang jelas pada histogram, yang menunjukkan bahwa distribusi residual cenderung simetris.
  • Meskipun ada beberapa puncak, tidak ada modus yang jelas atau frekuensi yang sangat tinggi pada titik tertentu, yang menunjukkan bahwa tidak ada kelompok residual yang terlalu dominan.

Dengan demikian, berdasarkan visualisasi grafik histogram residual, distribusi residual tampaknya mendekati distribusi normal. Ini menunjukkan bahwa asumsi normalitas dari residual, yang merupakan salah satu asumsi kunci dalam analisis ragam, cenderung terpenuhi. Ini menambah kepercayaan pada validitas dan keandalan model analisis ragam yang digunakan.

Residual vs Predicted:

  • Homoskedastisitas:
    • Jika residual tersebar secara acak di sekitar garis horizontal di nilai 0 dan tidak menunjukkan pola tertentu (misalnya, bentuk corong atau bentuk U), maka asumsi homoskedastisitas dianggap terpenuhi. Jika ada pola, seperti bentuk corong, ini menunjukkan heteroskedastisitas, yang berarti variabilitas residual berubah seiring dengan nilai yang diprediksi.
    • Titik-titik tampaknya tersebar secara acak di sekitar garis horizontal di nilai 0 dan tidak menunjukkan pola tertentu, yang menandakan bahwa variabilitas residual konsisten di seluruh rentang nilai yang diprediksi. Ini menunjukkan bahwa asumsi homoskedastisitas cenderung terpenuhi.
  • Independensi:
    • Jika residual tersebar secara acak dan tidak menunjukkan pola otokorelasi (misalnya, pola berbentuk gelombang atau siklus), maka asumsi independensi dianggap terpenuhi.
    • Tidak ada pola berbentuk gelombang atau siklus yang jelas, menunjukkan bahwa residual adalah independen dan tidak otokorelatif.

Dengan demikian, berdasarkan visualisasi grafik predicted vs. residual, asumsi homoskedastisitas dan independensi dari residual tampaknya telah terpenuhi. Ini menunjukkan bahwa model analisis ragam telah memenuhi dua asumsi penting dan hasil dari model ini dapat diandalkan.

Grafik Standard Deviasi vs. Mean

Grafik Standard Deviasi vs. Mean digunakan untuk memeriksa asumsi homoskedastisitas dalam data dengan cara yang berbeda dari grafik Predicted vs. Residual.

Dalam grafik Standard Deviasi vs. Mean:

  • Sumbu horizontal (X-axis) merepresentasikan nilai rata-rata (mean) dari setiap grup atau kategori.
  • Sumbu vertikal (Y-axis) merepresentasikan deviasi standar dari setiap grup atau kategori.

Cara membaca grafik Standard Deviasi vs. Mean adalah sebagai berikut:

Homoskedastisitas: Jika titik-titik pada grafik tidak menunjukkan pola korelasi yang jelas (misalnya, bentuk garis lurus naik atau turun), maka asumsi homoskedastisitas dianggap terpenuhi. Sebaliknya, jika ada korelasi positif atau negatif yang jelas antara rata-rata dan deviasi standar, ini menunjukkan heteroskedastisitas, yang berarti variabilitas data berubah seiring dengan nilai rata-rata.

Dari visualisasi grafik:

  • Titik-titik tampaknya tersebar tanpa pola korelasi yang jelas antara deviasi standar dan rata-rata. Ini menandakan bahwa variabilitas data (deviasi standar) konsisten di seluruh rentang nilai rata-rata.

Dengan demikian, berdasarkan visualisasi grafik Standard Deviasi vs. Mean, asumsi homoskedastisitas tampaknya telah terpenuhi. Ini menunjukkan bahwa variabilitas data konsisten di seluruh rentang nilai rata-rata, sehingga analisis lebih lanjut pada data ini dianggap valid.

Transformasi Box-Cox dan Tabel Residual

Transformasi Box-Cox dan Tabel Residual

Interpretasi dan Pembahasan:

  1. Transformasi Box-Cox:
    • Box-Cox adalah suatu metode transformasi yang digunakan untuk menjadikan data yang tidak memenuhi asumsi normalitas menjadi mendekati normal. Dalam hal ini, nilai Lambda yang ditemukan adalah 2.000, yang menunjukkan bahwa transformasi yang sesuai untuk data ini adalah Square Transformation (Y2).
  2. Nilai Residual dan Pemeriksaan Data Pencilan:
    • Residual adalah perbedaan antara nilai observasi aktual dan nilai yang diprediksi oleh model. Residual yang besar dapat mengindikasikan adanya data pencilan.
    • Leverage menunjukkan seberapa jauh nilai prediktor (X) dari rata-rata nilai prediktor. Nilai leverage yang tinggi dapat mengindikasikan observasi yang ekstrem atau "extreme" dalam hal nilai prediktornya.
    • Studentized Residual adalah residual yang telah dinormalisasi. Jika nilai absolutnya besar, ini bisa menunjukkan adanya outlier.
    • Cook's Distance mengukur pengaruh suatu observasi terhadap semua observasi lainnya. Nilai Cook's Distance yang besar menunjukkan observasi yang memiliki pengaruh yang besar atau signifikan terhadap model.
    • DFITS adalah suatu ukuran pengaruh suatu observasi terhadap prediksi yang dibuat oleh model. Nilai DFITS yang besar menunjukkan observasi yang memiliki pengaruh yang besar terhadap prediksi model.

Kesimpulan:

Berdasarkan data yang disajikan, penting untuk memeriksa setiap observasi untuk kemungkinan outlier atau nilai ekstrem yang dapat mempengaruhi model. Penggunaan transformasi Box-Cox dapat membantu dalam memastikan bahwa asumsi model terpenuhi. Jika asumsi-asumsi ini tidak dipenuhi, hal ini dapat mempengaruhi kevalidan dan interpretasi dari hasil analisis. Dalam kasus ini, transformasi Square Transformation (Y2) direkomendasikan untuk memastikan data memenuhi asumsi normalitas.

Respons PH

Analisis Ragam

Informasi model rancangan percobaan dan uji lanjut yang digunakan serta output tabel analisis ragam

Uji Lanjut

Berdasarkan Analisis Ragam, Perlakuan tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai pH tanah. Terdapat tiga opsi untuk menambahkan anotasi huruf pada Tabel Rata-rata. Opsi penyajian Tabel nilai rata-rata dapat dimodifikasi dengan mengakses "Opsi Lanjutan…" pada Kotak Dialog Anova (seperti dijelaskan pada langkah ke-15)

Tiga Pilihan Penyajian Tabel Nilai Rata-Rata

Pertama: Nilai rata-rata disajikan tanpa tambahan anotasi huruf di belakangnya:
Pilihan Penyajian Tabel Nilai Rata-Rata

Kedua: Semua nilai rata-rata diberi anotasi huruf yang sama sebagai tanda.
Pilihan Penyajian Tabel Nilai Rata-Rata

Ketiga: Anotasi huruf diberikan sesuai dengan hasil uji lanjut masing-masing nilai rata-rata. 

Terkadang, hasil Anova menunjukkan bahwa Perlakuan tidak signifikan, namun hasil Uji Lanjut menunjukkan adanya perbedaan signifikan antar kelompok. Ini sering terjadi pada Uji Lanjut Duncan. Karakteristik Uji Lanjut Duncan yang sensitif membuat perbedaan antar pasangan nilai rata-rata yang mungkin tidak signifikan justru diinterpretasikan sebagai signifikan. Hal ini biasa terjadi ketika nilai p (peluang signifikansi) mendekati ambang batas signifikansi yang telah ditentukan.

Dalam situasi seperti ini, direkomendasikan untuk menyajikan tabel rata-rata sesuai dengan kesimpulan yang ditarik dari analisis ragam, yaitu sesuai dengan Penyajian Pertama atau Penyajian Kedua.