Sidebar Menu

Indeks Artikel

Komponen/Klasifikasi Perancangan Percobaan

Dalam sebuah percobaan, penelaahan respons terhadap perlakuan dan keadaan lingkungan yang telah ditentukan dapat menghadapi beberapa hambatan. Hambatan tersebut termasuk keragaman alami yang dimiliki oleh setiap objek dan pengaruh dari berbagai faktor luar yang tidak dapat diatur untuk seluruh objek dalam percobaan. Dalam hal ini, statistika dapat menjadi alat peneliti untuk memisahkan dan menginvestigasi sumber keragaman respons, termasuk bagian yang disebabkan oleh perlakuan, lingkungan, dan pengaruh lain yang tidak dapat diidentifikasi secara jelas.

Ada tiga komponen penting yang perlu diperhatikan dalam perancangan percobaan:

  1. Rancangan Perlakuan: Keadaan tertentu yang sengaja diciptakan untuk menimbulkan respons. Perlakuan dapat diartikan sebagai keadaan tertentu yang diberikan pada satuan percobaan. Ini berkaitan dengan bagaimana perlakuan tersebut dibentuk, seperti melalui faktor tunggal, faktorial, split plot, atau split blok. Perlakuan umumnya dirancang dalam struktur silang (crossed) atau tersarang (nested).
    • Perlakuan dirancang dalam struktur silang (crossed) atau pola faktorial apabila setiap level dari salah satu perlakuan tampak pada setiap level perlakuan lainnya. Misalnya: Jika Perlakuan A ada 6 level, dan Perlakuan B ada 3 level, maka rancangan perlakuan silangnya sebagai berikut:
      B A
      1 2 3 4 5 6
      1 x x x x x x
      2 x x x x x x
      3 x x x x x x

      Atau dalam bentuk mendatar:

      A

      1

      2

      3

      4

      5

      6

      B

      B

      B

      B

      B

      B

      123

      123

      123

      123

      123

      123

      xxx

      xxx

      xxx

      xxx

      xxx

      xxx

      Apabila Perlakuan A dan Perlakuan B juga crossed terhadap Perlakuan C (misal: 2 level):

      C

      1

      2

      A

      A

      1

      2

      3

      4

      5

      6

      1

      2

      3

      4

      5

      6

      B

      B

      B

      B

      B

      B

      B

      B

      B

      B

      B

      B

      123

      123

      123

      123

      123

      123

      123

      123

      123

      123

      123

      123

      xxx

      xxx

      xxx

      xxx

      xxx

      xxx

      xxx

      xxx

      xxx

      xxx

      xxx

      xxx

       

    • Perlakuan B bersarang (nested) dalam Perlakuan A jika level yang berbeda dari perlakuan B muncul datu kali dalam salah satu level Perlakuan A, sebagai contoh:

      A

      1

      2

      3

      4

      B

      B

      B

      B

      1

      2

      3

      4

      5

      6

      7

      8

      9

      10

      11

      12

      x

      x

      x

      x

      x

      x

      x

      x

      x

      x

      x

      x

       

      Perlakuan B yang terdiri dari 12 level, tersarang dalam 4 level Perlakuan A. Pada struktur tersarang ini bisa saja rancangannya tidak seimbang, misalnya pada level 3 perlakuan A hanya mempunyai 2 level B, sedangkan yang lainnya mempunyai 3 level B.

      A

      1

      2

      3

      4

      B

      B

      B

      B

      1

      2

      3

      4

      5

      6

      7

      8

      9

      10

      11

      x

      x

      x

      x

      x

      x

      x

      x

      x

      x

      x

      Pola tersarang tidak mempunyai interaksi!

  2. Rancangan Percobaan/Lingkungan: Keadaan lingkungan dan keragaman alami objek yang dapat mengaburkan atau mengacaukan penelaahan terhadap respons yang muncul. Rancangan ini berkaitan dengan bagaimana perlakuan ditempatkan pada unit percobaan (misalnya, RAL, RAK, RBSL, Lattice).
  3. Rancangan Respons: Respons yang diberikan oleh objek percobaan. Ini berkaitan dengan penentuan karakteristik satuan percobaan yang akan digunakan untuk menilai atau mengukur pengaruh perlakuan.

    Hal-hal yang perlu diketahui dalam Rancangan Respons :

    • Harus mencerminkan pengaruh yang dipelajari. Misalkan anda melakukan percobaan tentang pengaruh pemberian pupuk kandang kotoran sapi terhadap pertumbuhan jagung. Maka anda harus membuat rancangan respons yang seperti apa yang bisa mencerminkan pengaruh pupuk kandang tersebut terhadap pertumbuhan jagung. Misanya tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dsb.
    • Ada skala ukur:
      • Kualitatif: nominal dan ordinal (tidak bisa dianalisis ragam)‏. Skala ini bersifat subjektif serta pedoman pelaksanaan pengukurannnya kebanyakan belum baku.
      • Kuantitatif: interval/selang dan rasio/nisbah. Skala ini bersifat objektif dan alat ukurnya sudah sering tersedia.
    • Ada satuan pengamatan, yaitu satuan terkecil yang dipergunakan dalam pengukuran.
    • Ada satuan evaluasi, yaitu satuan terkecil sebagai pewakil satuan percobaan yang dipergunakan dalam analisis data atau satuan evaluasi adalah rata-rata dari satuan pengamatan.
      satuan pengamatan

Jenis perlakuan dapat dibagi berdasarkan sifat dan jumlahnya. Berdasarkan sifatnya, perlakuan dapat bersifat kualitatif (misalnya jenis pupuk, varietas, cara pengolahan tanah) atau kuantitatif (misalnya dosis pupuk, volume pestisida). Berdasarkan jumlahnya, perlakuan bisa berupa faktor tunggal (hanya satu faktor yang diteliti) atau faktorial (terdiri dari dua atau lebih perlakuan).

Pada rancangan respons, terdapat hal-hal yang perlu diketahui seperti pemilihan karakteristik yang akan menilai atau mengukur pengaruh perlakuan, adanya skala ukur (kualitatif atau kuantitatif), adanya satuan pengamatan sebagai satuan terkecil dalam pengukuran, dan adanya satuan evaluasi sebagai satuan terkecil yang mewakili satuan percobaan dalam analisis data.

Dengan memahami ketiga komponen ini: rancangan perlakuan, rancangan lingkungan, dan rancangan respons, peneliti dapat merancang dan melakukan percobaan dengan lebih efisien dan efektif, serta meminimalkan potensi bias atau gangguan yang mungkin muncul.